Jumat, 29 Juli 2011

Friendship in My Diary

Memori-memori itu mulai bermunculan,

saat Tiara membuka salah satu halaman di dalam diary-nya.

Memori yang menjadi kenangan diantara mereka…

Sebuah memori tentang persahabatan…



Fiuh…!!!

Sudah satu minggu nih, aku menjalankan aktifitas sekolah lagi. Sekarang sudah kelas 2 SMA. Tapi sayangnya, aku harus pisah sama semua sahabatku dikelas satu. Zee, Nana, Vivi, dan Intan. Kita semua ditempatkan dikelas yang berbeda. Tidak bisa aku pungkiri, semangat aku selalu ada saat mereka semua ada bersamaku. Bahkan saat mereka tidak ada pun, dengan mengingat mereka, semangatku seakan selalu baru.

Sepulang sekolah, seperti biasa, kami berkumpul bersama di bawah pohon rindang sekolah, tidak jauh dari kantin. Seperti kebiasaan saat kelas satu.

Baru saja ngobrol sebentar, tiba-tiba ada pengumuman bahwa seluruh pengurus OSIS harus berkumpul di sekretariat untuk mengadakan acara perekrutan anggota muda dari siswa kelas satu. Huff… so akhirnya kami berlima harus cepat-cepat menuju ke sekretariat. Ini lah salah satu kegiatan kami, menjadi pengurus OSIS. Jadi walaupun tidak sekelas lagi, kami tetap bisa sering bertemu.

Sebenarnya kami pun tidak sengaja sampai akhirnya bisa menjadi anggota tetap OSIS, awalnya saat kelas satu. Kami mengisi satu artikel untuk majalah sekolah. 3 hari setelah majalah sekolah itu terbit. Ketua OSIS malah menemui kami dan meminta kami untuk menjadi seksi mading OSIS. Awalnya sih sedikit keberatan, tapi setelah dipikir-pikir, tidak ada salahnya juga di coba. Lumayan untuk sedikit belajar berorganisasi, jadi kenal banyak teman juga. Beberapa bulan setelah itu, kami mencoba ikut serta dalam LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa), dan akhirnya kami pun menjadi pengurus OSIS. Dan aku, Tiara, menjabat sebagai wakil ketua MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas), melebihi jabatan sahabat-sahabatku J

Saat sampai di ambang pintu sekretariat yang terbuat dari kaca, di dalam sudah ada Kak Bobi, yang merupakan mantan ketua OSIS sebelumnya, mungkin sedang menjelaskan tetang acara perekrutan anggota muda itu sendiri.

Menyadari kedatangan kami berlima, dia langsung memberi sebuah anggukan memberi isyarat pada kami untuk segera masuk kedalam.

Akhirnya aku melangkah masuk lebih dulu, di belakangku ada vivi yang terdengar berbisik pada Intan

“ya ampun… Kak Bobi ganteng banget sih…”

“jangan kecentilan deh, Vi! Mau rapat nih!”, aku mendengar jawaban Intan yang sedikit membentak. Sedangkan aku, Nana, dan Zee. Tidak begitu mempedulikan dialog singkat tersebut.

Didalam ruangan pun, kami harus duduk sedikit berjauhan. Vivi duduk bersama Intan, Nana bersama Zee, dan aku harus duduk bersebelahan dengan ketua MPK saat ini.

Sepanjang rapat berlangsung, kami sebagai pengurus OSIS yang baru lebih banyak diam dan memperhatikan arahan yang diberikan Kak Bobi. Hanya terkadang diselingi oleh beberapa pertanyaan dari kami jika ada sesuatu yang belum dipahami. Hingga akhirnya rapat selesai.

“Ti.. Ti..!! ya ampun, itu Kak bobi tadi berkarisma banget ya pas lagi rapat…”, Vivi sedikit mengungkapkan kekagumannya. Memang sejak kelas satu, dirinya terpesona pada Kak Bobi. Sedangkan aku hanya membalasnya dengan senyuman, seraya melangkah ke luar ruangan.

“Eh Vi! Loe tuh bener-bener kecentilan ya!”, Intan sedikit membentak setelah mendengar ucapan Vivi.

“loe tuh kenapa sih? Gue kagum sama Kak Bobi. Emang nggak boleh?”

“bukan gitu, Vi. Tapi sikap loe itu biasa aja dong! Malu-maluin tau!”, Intan kembali membentak.

“udah ah! Kayak anak kecil loe semua! Udah ya… gue pulang duluan. Tuh angkot gue udah nunggu”, kataku sambil menunjuk kearah angkot diseberang jalan. Sedangkan keempat sahabatku pulang dengan rute yang berlawanan arah dengan arah rumahku. Diantara kami berlima, memang hanya aku yang rumahnya agak jauh, sedangkan rumah mereka berempat cukup berdekatan.

Huff…

Hari Sabtu seperti ini, lalu lintas yang mengarah ke rumahku memang selalu padat. Maklum akhir pekan. Harusnya bisa santai-santai dirumah, ini malah masih dijalan. Kalau sudah seperti ini, pasti memakan waktu hampir satu jam untuk sampai dirumah L

Hoooaaammm…

Setelah tadi siang terjebak macet dijalan, badan terasa sangat letih dan mebuatku tertidur sesampainya dirumah.

‘KRIIING…’

Suara dering telepon sedikit menyentakku yang masih dalam keadaan mengantuk.

“Tiara! Tolong angkat teleponnya..”, seru Ibu dari arah dapur.

“Iya Bu…”

Dengan segera, kuraih gagang telepon yang terletak dimeja kecil ruang keluarga.

“Hallo…”, kataku menyapa.

“Hiks Hiks…”, tidak ada jawaban diseberang sana, yang aku dengar hanyalah suara isak tangis. Dan ini membuatku bingung, siapa ini sebenarnya.

“Hallo… ini siapa ya?”, kataku lagi.

“Ti… Ti… hiks… ini gue, Vivi”

“loh.. kok nangis sih, Vi? Loe kenapa?”, isak tangis Vivi yang masih terdengar di ujung telepon, membuatku sedikit cemas.

“Ti… tadi pas pulang sekolah, Intan tuh marah-marah terus disepanjang jalan sama gue. Gue juga bingung kenapa, Ti… Hiks…”

“lah… kok bisa sih?!!”, tanyaku menjadi bingung.

“katanya sih gara-gara sikap gue, Ti. Katanya gue over banget tadi pas rapat. Apalagi pas di depan Kak Bobi. Perasaan biasa aja deh, kok dia sesewot itu sih? Sampe dia bilang kalo gue tuh murah banget! Sakit nggak sih di gituin, Ti?!! Hiks…”, Vivi mencoba sedikit menjelaskan padaku sambil sesekali terisak.

“waduh, Vi… jujur aja nie… gue juga bingung mau gimana. Satu posisi mungkin Intan cuma mau ngingetin loe kali, biar laen kali nggak lebih over dari sikap loe yang tadi. Tapi satu posisi, dia kurang tepat dalam nyampein pendapatnya itu. Getu aja sih, Vi…”

“terus gue harus gimana, Ti?!! Tadi dia juga nelpon n’ masih marah-marah sama gue, seakan-akan gue tuh salah banget!! SUMPAH!! KESEL BANGET GUE!!”, nada suara Vivi semakin meninggi.

“i…iya… gue ngerti loe kesel. Tap gue harus gimana, Vi? Gue juga nggak tau”

“ya udah lah, Ti. Lagian gue juga cuma mau curhat aja kok. Biar lega aja. Cuma loe aja yang gue percaya, Ti…”, diseberang sana terdengar Vivi sedikit menghela nafas “makasih ya Ti, dah mau dengerin gue curhat”

“iya sama-sama Vi… mudah-mudahan aja keadaan nya membaik ya…”

“iya… sekali lagi makasih Ti…”

‘PIP’

Telepon ditutup.

‘KRIIING…’

Baru beberapa detik telepon dimatikan, sekarang berdering kembali.

“Hallo…”

“Hallo Tiara…”, kata orang diseberang dengan yakinnya.

“Ti… si Vivi tuh nyebelin baget sih! Tadi gue telepon dia, buat ngobrolin masalah yang tadi siang. Eh teleponnya malah ditutup n’ pake bilang gue tuh busuk! Emang salah apa Ti kalo gue ngingetin dia?”

“haduuuh… dia bilang getu karena loe juga bilang kalo dia tuh murah kali”, tanyaku sedikit meyelidik.

“iya sih, tapi kan itu perumpamaan aja, Ti… biar dia bisa sedikit ngerubah sikapnya yang kayak tadi siang”

“ya udah lah, Ntan. Gue juga bingung. Mending loe berdua selesaiin ini sendiri. Coz gue juga nggak terlalu paham sama apa yang kalian masalahin”

“iya deh Ti, makasih ya…”

‘PIP’ telepon kembali dimatikan.

‘KRIIING…’

“HUH…!!! SIAPA LAGI SIH!”, kataku sedikit kesal “HALLO!!!”, sapaku kasar pada orang diseberang.

“Ti… kok marah gitu sih? Gue Zee… gue bingung nih, si Vivi n’ Intan nelponin gue sambil nangis-nangis gitu gara-gara masalah tadi siang”

Mendengar penjelasan Zee, aku menghela nafas beberapa kali karena bosan mendengar ha-hal yang sama.

“Zee… mereka juga nelpon gue. Tapi ya udah lah Zee.. biarin mereka aja yang nyelesaiin masalahnya sendiri. Entar kalo kita ikutan, takutnya tambah runyam…”

“bener juga sih Ti. Ya udah lah… gue juga pusing sama mereka berdua… ya udah deh,, daahh Tiara…”

“Daahh Zee…”

‘PIP’

Telepon ditutup dan untung saja tidak berdering lagi.

Malam ini benar-benar malam yang aneh… Huff… L

Pagi yang cerah kembali menyapaku di hari Senin ini, tapi hatiku tidak secerah pagi ini jika megingat perselisihan antara Vivi dan Intan. Mungkin kemarin aku sedikit tenang dengan cara me non-aktifkan ponsel seharian. Mereka semua mengerti jika ponselku tidak aktif, berarti aku sedang tidak mau diganggu sedikitpun.. Tapi hari ini?!! Aku harus bertemu dengan mereka lagi. Sedikit enggan rasanya.

Selesai upacara bendera, seperti biasa, kami sebagai pengurus OSIS pasti berkumpul sejenak diruang sekreariat. Hari ini aku lah yang bertugas memberikan pengumuman-pengumuman kegiatan yang akan diadakan hari ini, setelah upacara selesai.

Setelah memberikan pengumuman, aku langsung menuju ke ruang sekretariat. Dan disana sudah ada semua anggota OSIS yang tidak bisa berkutik karena Vivi dan Intan sedang saling mencaci, dan diakhiri dengan tindakan Vivi yang melemparkan topi OSIS nya dengan kasar kearah Intan, lalu berlalu meninggalkan ruang sekretariat diikuti dengan Nana. Setelah itu, Intan pun berlalu pergi bersama Zee. Yang lain hanya geleng-geleng kepala tidak mengerti apa yang terjadi.

“Ti… mereka kenapa sih?”, Tanya Kak Bobi padaku saat aku sedang merapikan topi OSIS seluruh pengurus didalam lemari. Dan aku hanya menggeleng tanpa satu kata pun yang kuucap.

“kok nggak tau sih? Kaliah kan bersahabat…”, Kak Bobi kembali bertanya.

Aku pun tetap tidak memberi jawaban.

“oke oke kalau kamu nggak mau jawab pertanyaanku”, Bobi menghela nafas panjang sejenak “tim mading sekolah kita diundang dalam lomba mading yang diadakan walikota, aku mau tim kamu yang berpartisipasi, Ti…”, kata Bobi melanjutkan kata-katanya.

“tapi aku kan sudah tidak menjabat sebagai sie mading lagi, Kak”

“iya aku tau. Tapi tim kalian sudah terdegar ke-solid-an nya di luar sana. Aku mohon, Tiara… demi nama sekolah kita”, Bobi mencoba meyakinkan Tiara.

“bukannya aku nggak mau, Kak. Tim mading aku, nggak lain kan gank aku juga. Sedangkan Kak Bobi bisa liat sendiri kejadian tadi. Aku takut masalah yang ada diantara mereka malah menghambat proses pembuatan mading itu sendiri”, aku mencoba berargumen.

“kalau itu masalahnya. Seharusnya mereka bisa professional, jangan sampai masalah pribadi mengorbankan kepentingan sekolah”, kata Bobi sedikit geram.

“Kak Bobi sih gampang ngomong kayak gitu! Asal Kak Bobi tau aja ya, mereka seperti itu karena Kak Bobi!”, tanpa aku sadari,aku sedikit membentak Kak Bobi.

“Hah?! Kok jadi aku yang disalahin?!!”, Bobi bingung.

“gini aja, Kak. Pas istirahat, aku akan nyeritain semua secara empat mata sama Kak Bobi. Gimana?”, aku sedikit menghindar karena kalau aku menjelaskannya sekarang, aku takut terbawa emosi.

“OK! DEAL!”, jawab Bobi dengan pasti.

“oh begitu ceritanya…”, Bobi merespon setelah Tiara selesai menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.

“nanti setelah pulang sekolah, aku akan coba bicarakan tentang lomba ini pada mereka. Aku harap Kak Bobi juga datang, aku perlu batuan Kak Bobi…”

“baik lah. Aku siap”

Sobh... tim mading kita diundang buat jadi peserta lomba yang diadain walikota. Gue mohon bantuan loe semua. Kalo Vivi n’ Intan nggak mau dateng, biar gue aja sama Nana n’ Zee yang ngerjain semuanya. Pulang sekolah, gue tunggu di sekret. Thx!

[send to : Intan, Nana, Vivi, Zee]

Aku yakin dengan bahasa sms seperti itu, mereka akan datang nanti siang.

Bel tanda pelajaran usai pun berbunyi, di depan kelas Tiara, Bobi sudah menunggu untuk menuju ke sekretariat bersama. Sesampainya di sekretariat, disana sudah ada keempat sahabat Tiara. Mereka sedikit terperangah melihat Tiara yang datang bersama Bobi.

“Ti.! Loe ngapain sih pake acara bawa-bawa dia kesini!”, bisik Nana sambil sekali melirik kearah sang mantan ketua OSIS. “bisa-bisa malah tambah runyam”, sambungnya.

“justru itu, dia gue bawa kesini, Na. dia udah tau semuanya. Dan info lomba itu, dia yang tau. Jadi sekalian aja gue bawa kesini”, bisiikku balik pada Nana.

Dan Nana hanya mengangguk pelan setelah mendengar penjelasanku.

“OK! Bisa kita mulai nggak untuk ngebahas soal lomba?”, aku mencoba membuka pembicaraan mengenai lomba. Tapi yang lain hanya diam saja “kenapa nggak ada yang jawab?”, sambungku untuk memancing mereka terutama Vivi dan Intan untuk berbicara.

“bisa Ti. Mulai aja”, jawab Zee.

“iya mulai aja”, sambung Nana.

“loe berdua gimana? Siap?”, tanyaku lagi sambil melirik kearah Vivi kemudian Intan. Tapi mereka tidak menjawab. “kalo nggak mau ikut rapat, mending nggak usah datang sekalian”, kataku sinis.

“sebenernya kenapa sih kalian jadi kayak gini?”, aku terus memancing mereka untuk berbicara.

“tau tuh si Intan! Dari hari Sabtu marah-marah terus!”, akhirnya Vivi angkat bicara.

“eh! Itu juga gara-gara sikap loe!”, bentak Intan.

“STOP….!!!”, aku berteriak “sadar nggak sih? Masalah yang kalian ributin tuh masalah yang sepele banget. Kenapa jadi besar kayak gini sih?”, mereka hanya diam.

“sekarang mending baikan deh. Nggak ada gunanya juga kayak gini”, kata Nana berinisiatif. Tapi tidak ada respon sama sekali dari pihak yang sedang berselisih.

“ahh… ni anak dua mang gengsi nya gede banget sih! Minta maap aja susah bener…”, kata Zee seraya menyatukan tangan Vivi dengan tangan Intan.

“maafin gue, Vi…”, nada suara Intan melemah.

“iya, Ntan. Gue juga minta maaf ya”, kataVivi sambil tersenyum.

“nah gitu donk…”, Kak Bobi akhirnya mengeluarkan suara. “sekarang bisa dimulai kan rapat untuk lomba nya?”

“eitz…!!! Entar dulu dong, Kak…”, cegahku dengan segera.

Tiara mengulurkan tangannya, diatas punggung tangan Tiara, Nana menumpuk tangannya, diikuti pula dengan Zee, Intan dan Vivi, dan dipaling atas ada tangan Bobi.

“CHEERS FOR FRIENDSHIP…!!!”, seruku bersemangat.

“CHEERS…!!! YE!!! YE!!! YEAH!!!”, ujar mereka berbarengan sambil menghempaskan tangan mereka ke udara dan diikuti dengan tawa bahagia diantara mereka.


7 tahun sudah berlalu sejak kejadian itu,

namun persahabatan mereka tetap kukuh hingga saat ini.

Dilihatnya foto yang ada di bagian bawah diary-nya,

Foto mereka berlima yang sedang memegang piala runner-up lomba mading tingkat walikota.

Tiara menutup diary yang sedari tadi dibacanya.

Ia tersenyum bahagia.


Miss U aLL >> GRADAKANZ :)


*Antie*

Kamis, 31 Maret 2011

ada sesuatu di malam hari >__<"

ireng ireng,, gw mau cerita dikit donk bout kejadian tadi malam..

ya mungkin kejadian yang ga terlalu penting,, tapi seHggak nya berkesan lah buat gw.. hehehehehe ;p

jadi ceritanya tu,, ibu mau ikut lomba bikin kerajinan tangan gitu buat salah satu icon cat tembok. tapi sampe H-1 ibu (n' gw) belum dapet ide mau buat apa.

tapi setelah menjelang jam 9 malam,, kita baru dapet ide tuh... tapi begitu mau ngerjain prakarya tersebut (halah bahasa gw), tiba2 'kakak tua' nelpon, n jadi lah gw ngobrol2 dulu sampe jam 10 lewat.

sebenernya c agak malay juga yee ngerjain prakarya malam2 gitu, tapi berhubung ibu udah semangat 45 banget,, otomatis gw pun semangat walopun mata udah kek gini

HOOOOOOOOOOOAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

berhubung kita ngerjainnya malem banget,, jadi kan bener2 mepet tu,, jadi lah 'JAM MEJA' sebagai inspirasi kita. ternyata waktu tu berharga banget yeee... ciiieeee ;p

sebenernya c gw cm pen share cara buat itu prakarya itu aja c....

T.A.D.A....!!

yang kudu disiapin pertama kali :
-dirigen bekas (sebagai bahan dasar) yang udah dipotong bagian atas dan bawahnya
-jam
-manik-manik
-gliter & glue gliter
-kertas warna
-kertas kilap bekas
-kain flanel
-plastik cover / kertas krep
-lem

abis itu baru deh kita berjuang u/ bikin jam meja nya :
-potong salah satu sisi dirigen sampe berbentuk persegi panjang
-lipat masing2 sisi dirigen sampe membentuk segitiga dan bisa berdiri
-lapis bagian depan dirigen dengan kain flanel
-lapis bagian lain dengan plastik cover / kertas krep
-rancang gambar di atas kertas kilap, kemudian di jiplak diatas kain flanel
-lubagi dirigen yang dilapis kain felt tepat ditengah2 gambar untuk tempat masuknya jarum jam
-pasang jam dari bagian belakang dirigen
-hias gambar dengan menggunaka manik2, gliter, glue gliter dan kertas warna. dan tunggu sampai bagian glue kering
-pasang jarum jam. dam jam meja siap digunakan.

dan.... ini dia hasilnya....

C.L.I.N.G


n perjuangan yang cukup panjang ini,, selesai jam 03.30 dini hari.
mata udah beler c,, tapi seneng....

semoga ibu bisa menang lombanya


__AMIIN__

:')

Kamis, 10 Maret 2011

call me if u need me

ehmmmm....
ehmmmm....

aku ingin begini
aku ingin begitu
ingin ini,, ingin itu banyak sekali >> bikin list kagiatan wt hari ini, coz lg libur gawe.

selesai subuh,, gw geluntungan di kasur,,
seneng banget bisa libur juga.. jadi bermalas2 ria dulu lah sampe pagi..

zzzzzzz

zzzzzzz


____sempet ketiduran lagi sampe jam 7 pagi____

zzzzzzz

zzzzzzz

setelah bangu lagi dari tidur gw yg singkat itu,, lagi2 gw geluntungan di kasur,, sarapan pagi,, n then geluntungan lagi sam kira2 jam 8.12.

terus gw tiba2 inget kl gw belum ngirim ukuran seragam kantor ke supervisor (
kang didi *nama samaran*)

so....
gw buru ngambil ponsel,, buka lock keypad nya,, masuk ke aplikasi message,, new message,, n mulai mengetikkan jajaran huruf dan angka yg baal gw kirim ke kang didi.

belum selesai gw ngetik sms,, tau2 ponsel gw getar,, n di layar nya keluar hurup yg berbaris

....incoming call....

K.A.N.G D.I.D.I

ya ampyuuuunn....
supervisor gw itu pny indera ke enam x ya?
tau aja kl anak buahnya lg 'butuh'. hehehehe :')

percakapan pun dimulai

Kang Didi (A) : selamat pagi antiiii.... <<>

Gw (B) : selamat pagi juga kang.... <<>

A : anti lg dimana?

B : dirumah kang..
A : mintol donk (mintol = minta tolong) >> singkatan yg di pake di tempat kerja gw

B : ya. mintol apa dulu nii.?
A : kamu hari ini libur ya.?
B : iya...
A : bisa tolong backup di gallery culay ga.? (nama gallery disamarkan)
B : bisa kang.?
A : gapapa nii.?
B : huuh.... emang disana mulai masuknya jam berapa?
A : jam 8 c.... maaf ngasih taunya mendadak,, soalnya yg ga masuk baru ngasih kabarnya pagi.
B : okeh.... jadi telat gapapa ya.?
A : iya siip....

setelah itu baru lah gw ngomongin sooaall ukuran seragam sebagai clossing dari percakapan yang sangat singkat itu....

P.I.P
telpon dimatiin

gatot semua deh to do list yg gw rencanain buat hari ini....
sambil mikir >> monggo.... kl ada yg butuh gw,, langsung aja telpon gw. hehehehehe :')

langsung dah gw buru2 mandi,, ganti baju,, n capcus ke gallery....

>> upah lembur menanti mu antiiiiiieeeee <<>

Minggu, 06 Maret 2011

caci maki lah aku

dear ireng -->> panggilan sayang buat blog gw

kalau di tulisan sebelumnya gw melakukan aksi protes terhadap di caci makinya gw oleh customer,,
tapi di tulisan kali ini kek nya gw ngerasa harus di caci maki customer....

do you wanna know, why I said like that....??

OKEH... I'll tell u ;)

setelah makan siang,, otomatis tenaga seorang CSR pasti full dunk.?
so gw pun siap untuk kembali beramah tamah dengan customer...

A (gw) : selamat siang pak... ada yang bisa di bantu [sambil senyum manis]
B (customer) : selamat siang mba, saya mau isi ulang pulsa internet nii mba [senyum jg]

okeh transaksi pun terjadi, gw pun siap membantu c customer untuk isi ulang pulsa internetnya.
A : silahkan mengisikan username dan passwordnya disini pak...
sambil ngasih keyboard PC k customer & nunjukkin kolom yang harus diisi.
tapi jawabannya adalah "saya lupa passwordnya mba"

JIAAAAHHHH...!!! >> otak gw sambil loading mikirin apa yg kudu gw lakukan [lebay. xixi ;p]

akhirnya gw saranin c customer wt reset password, sambil minta ijin wt minjem ID [KTP, SIM, ato ID yg laen] wt validasi data.

B : ngorek2 dompet...geleng2...ngorek2 dompet lagi...geleng2 lagi...bisik2 sm istrinya...istrinya ikutan ngorek2 dompet n geleng2.

A : >>cm ngeliatin pasangan suami istri di depan gw itu, tanpa terpengaruh oleh gelengan maut dari mereka<<

dan akhirnya........

B : saya lupa, saya nggak bawa semua ID saya mba [tampang lemes]

A : bisa di absen ga apa, hari ini apa lagi yg bapa lupain.? <<-- dlm hati ;p



dan cara terakhir gw adalah nanyain no.ponsel contact person, wt gw cocokin dg data yg ada di sistem.

B : 08xxxxxxxxxx
A : ga cocok pak...
B : 08xxxxxxxxxx
A : tetep ga cocok pak...
B : 08xxxxxxxxxx
A : masih ga cocok pak [udah ngbatin nii gw]

B : 08xxxxxxxxx
A : mata bling2,, hati berbunga2,, otak terang benderang TRING.......!!!!




akhirnya cocok jg contact personnya (gw narik nafas panjang) and gw pun berhasil mengganti password plus ngisi pulsa internet c customer. alhamdulillah transaksi selesai, c customer pergi, gw kembali duduk manis di kursi CSR.

__1 detik__

__2 detik__

__3 detik__

__4 detik__

__5 detik__

__6 detik__

__7 detik__

hati gw mikir,, otak pen gelisah << kek nya kebalik ya.?

"BODOHNYA ANTIIIIEE....!!!"

gw reset password c customer, tapi lupa gw kasih tau password barunya, n lupa gw settingin di IPAD nya. gw pastikan n gw kasih surat jaminan sampe 1 taon pun c customer ga bakal bisa koneksi.

HOOOOAAAAAAA.....

gw buru2 nyari data c customer itu,, ketemu,, nyatet no.ponselnya,, k ruang staff,, k meja telepon,, angkat gagang telepon,, mencet2 nomer,, beberapa detik terdengar bunyi....

__T.U.L.A.L.I.T__

kaki gw langsung lemes seketika >> sambil mikir,, pasti nanti c customer bakal balik dengan mencaci maki gw. gw siap dah.! caci maki lah aku.!


gw narik nafas panjang....
nyoba nelpon c customer lagi beberapa kali,, tapi yg ngangkat telponnya tetep c tante TILALUT

yg ada di otak gw cm "gimana caranya ngehubungin itu customer y.?"



gw keluar dari ruang staff,, duduk lemes di kursi customer,, buka data c customer lagi,, ngambil ketas,, ngambil pulpen,, nyatet data c customer,, gw tempel di komputer gw biar ga lupa,, natap layar komputer dg tatapan ga bergairah.

.........

.........

.........

.........

ga lama gw denger bunyi mesin antrian bunyi,, tanda ada customer lagi,, gw malez,, jd ttp ga peduli sama customer yg baru dtg itu.
tp tiba2 ada suara....

"mba...."

hooooaaaaa.... dia malah nyamperin meja CSR gw,, kan ada CSR laen,, knp kudu gw c.?
dengak dengan setengah hati wt ngeliat c customer....

tapi setelah gw liat wujudnya,, gw kedip2,, gw perhatiin wujudnya lagi,, kedip2 lagi,, liat wujudnya sekali lagi,, ga berubah.

hati gw berbunga2,, barangkali semua bunga2 yg ada di taman bunga masuk dalam hati gw.

ternyata c customer yg dateng adalah anaknya c customer yg gw ganti passwordnya.
dia nenteng IPAD bapanya.

HURRRAAAAYYYY....!!!!

JINGKRAK JINGKRAK

gw langsung senyum manis,, nyuruh c ade duduk minta maaf kl td lupa ngasih tau password barunya,, nyatetin password baru di kertas,, ngasih kertas itu k c ade, n langsung gw setting IPAD nya,, coba connect internet __berhasil__

coba buka beberapa web untuk test,, n __BERHASIL__


alhamdulillah... akhirnya lega sudah...

c ade senyum sambil bilang makasih k gw, gw pun senyum sambil minta maaf sekali lagi.

"makasih ya mba..."

"iya sama2 dek... sekali lagi saya mohon maaf... selamat siang"

c ade senyum manis n pergi dari gallery.

dalam hati gw heran "kenapa gw ga di caci maki.?"

tapi ya so pasti gw LUEEEGGGAAAAAAA BANGEEETTTT

*nyengir2 plus nyanyi2 sendiri*